Pages

Labels

Senin, 03 Desember 2012

Inilah Yang Dirasakan Sebagian Besar Sesuatu Yang Di Sesalkan Seseorang!



Tibalah waktu Ujian, batas pengumpulan tugas, keterbatasan pilihan, terdesak. Saat inilah seakan-akan kita hidup memiliki tujuan yang jelas. Bagi yang date line tugas, semua pikiran terfokus pada tugasnya masing-masing, bagi yang ujian langsung memakai Sistem Kebut Semalam (SKS). Dan bagi yang terdesak, semua cara, ide muncul seketika dari pikirannya yang cemerlang.  Sadar kah kita betapa besar potensi pikiran yang kita miliki namun banyak dari kita yang menyia-nyiakan potensi itu. Dengan pikiran segala sesuatu yang kita harapkan dapat terwujud (tentunya punya akal tidak sekedar untuk mikir doank) tapi fitrahnya pikiran ini tak berarti apa-apa jika tidak ada usaha untuk mewujudkannya. . .  iya gak?. Dan bagaimana saat waktu luang apa yang kita lakukan? Mondar mandir tidak ada arah yang pasti.
Pernahkah kita merasakan penyesalan dalam hidup kita?, kalau tidak pernah, luar biasa sekali. Sedangkan kalau pernah berarti gak Cuma saya yang pernah ngerasain penyesalah… he..he… (soalnya sering gak tepat dengan apa yang saya rencanakan J). Dari mana datangnya penyesalan?, apakah dari Orang lain?. TIDAK!, penyesalan yang terjadi semata-mata dari diri sendiri, tak ada hak kita untuk menyalahkan orang lain dari penyesalan yang kita perbuat. Pada akhirnya kita sendiri yang akan memutuskan apakah sesuatu itu kita sesalkan atau tidak.
Taukah sobat. Saya pribadi sering mengalami Istilah “penyesalan” dan itu tidak satu atau dua kali, hampir setiap hari saya mengalaminya. Dan semua itu karena kecerobohan diri saya pribadi. Pada dasarya saya tau bahwa apa yang saya lakukan salah. Tapi kesalahan itu terus terulang (hati-hai ya) sehingga menjadi kebiasaan. Saat kesalahan telah jadi kebiasaan semua kesalahan akan ditolerir tanpa ada pembenahan. Tapi bagaimana perasaan hati nurani?, hati tak kan pernah ingkar. Ketika kesalahan itu telah dilakukan dan terbiasa, hati nurani akan berusaha mengingatkan diri kita. Sehingga tak jarang diantara kita sering mengalami kegalauan saat kesalahan itu kita lakukan meskipun itu sudah biasa, hidup ini tidak akan tenteram dengan kita terus melakukan kesalahan.
Terus bagaimana dengan sebuah kebiasaan yang terlanjur tertanam dalam diri kita?, pastinya tidak usah dipupuk dan disiram!, biarkan kebiasaan buruk itu mengering, jangan biarkan ada mikroorganisme yang mencoba menyuburkan, atau orang lain yang merawat kebiasaan buruk itu. Fokuslah pada tujuan harapan. Tinggalkan ladang kebiasaan buruk, bongkar dengan kebiasaan yang benar, tentunya sesuai dalam al-Quran dan al-Hadist. Jangan hiraukan apa yang dikatakan orang lain tapi niatkan semuanya karena Allah SWT. Bukan ayah, bukan Pacar, Just One! Karena sang Pencipta. Jangan melihat apa kata orang tapi songsong keindahan dalam jalan yang benar.semakin kita tejerumus dalam jurang semakin sulit pula kita meragkak naik!

0 komentar:

Posting Komentar