Pages

Labels

Tampilkan postingan dengan label Peternakan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peternakan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 02 Mei 2014

Memilih alas yang tepat untuk DOD (Day Old Duck/ Meri)

Tiba semester akhir masa kuliahku di universitas tercinta di Malang dan semua yang pasti kenal “Brawijaya” pada jurusan yang faforit pula buatku “Peternakan”, hehehe… tiba semester akhir, tiba pula waktunya melakukan penelitian untuk tugas akir masa belajarku, meski terkadang jari-jari ini gemes dengan kedua alis mata merapat untuk melaksanakannya, karna memang butuh ketlatenan, kesabaran dan berbagai jenis pengorbanan, oke jangan panjang-panjang bicaranya, langsung saja focus pada judul di atas, memilih alas yang tepat untuk meri yang beru menetas, dari berbagai pengamatan yang saya lakukan saya telah 5 kali mencoba menggunakannya dan mengamatinya secara langsung, 4 di antaranya kurang efisien, namun yang satunya ini cukup efisien, namun jangan kawatir untuk semua sobat-sobat semuanya akan saya paparkan di sini, karna ilmu memang untuk dibagi, g buat memperkaya diri sendiri hahahaha…. Biar semuanya nambah pinternya J. Beberapa alas meri yang pernah  saya gunakan adalah sebagai berikut:  

1.       Alas kulit padi (Sekam): penggunaan alas ini sering digunakan karena bahan tersebut mudah dicari terutama oleh peternak ayam, tapi bagaimana jika digunakan untuk pemeliharaan yang notabene meri, unggas air, bagaimana hasilnya?, dari pengalaman saya ketika menggunakan alas ini ketika meri minum dan kondisi kakinya basah, maka akan banyak kulit padi yang menempel pada kaki , karena alas ini kurang baik dalam menyerap air, dan saat makan di tempat pakan datar, pakan menjadi kotor bercampur kulit padi, meri sulit untuk memilih pakan yang bersih bahkan tak jarang kulit padi ikut termakan oleh meri tersebut, jadi saya simpulkan penggunaan alas ini tidak efektif/kurang tepat.


2.       Alas Koran: Setelah merasa penggunaan Sekam tidak efektif, saya beralih ke alas Koran diatas alas Sekam, penggunaan ini juga tak berlangsung lama, karena Koran yang digunakan  mudah rusak setelah terkena air, apa lagi penggunanya berasal dari unggas air hehehe…. Nambah ancyur semua…

3.        Alas kertas wadah semen : asumsi pertama, karena kertas ini kuat mungkin hasilnya akan bagus, dari pengamatan yang saya amati kertasnya memang kuat, akan tetapi daya serap airnya rendah, sehingga kondisi meri basah kuyup berjamaah, kalo sudah basah kuyup semua, kalo malem tidurnya pasti bertumpuk karna sangking dinginnya, dan kalo sudah tidur bertumpuk, resiko kematiannya sangat tinggi.
4.       Alas pasir: penggunaan alas pasir sebenarnya karena asumsi daya serap airnya yang cukup baik, daya serapnya memang baik, namun pasirnya yang menempel pada kaki itik saat basah sehingga mudah mengotori pakan yang diberikan….hah, capek, 4 kali gagal hanya masalah alas, tp kalo nyerah mati semua ternaknya malahan, mending nyesel didepan dari pada nyesel dibelakangan, sudah dimulai dan harus berjuang untuk akhir yang terbaik…. :-D , dan yan kelima ini Alhamdulillah hasilnya cukup baik simak..ya
5.       Alas jerami: jerami memiliki daya serap yang sangat baik, ketersediaannya melimpah dan tidak menempel pada kaki meri, sehingga kebersihan pakan dan kehangatan kandang tetap termjamin.

Nah itu tadi pengalaman saya, bagaimana dengan pengalamanmu?
Semoga bermanfaat, jangan menyerah, jangan putus asa, minta pada sang pencipta agar setiap yang kita lakukan diridhoi-Nya, itu yang pallliiiing penntiiing!!!.

Selasa, 04 Maret 2014

Pemanfaatan Dadih Unggas (limbah pemotongan Ayam) sebagai pakan Itik

Berawal dari jalan-jalan mengamati temen saya yang sedang penelitian itik hibrida yang bertempat di daerah malang. tampak beberapa bahan kemerah-merahan dan berbau agak menyengat kegosongan, eh jadi penasaran apakah yang ada disana dan untuk apa mereka buat begituan. Usut-diusut sambil Tanya-tanya (biasalah, hobi saya emang nanya-nanya). Ternyata dadih tadi dibuat campuran pakan indukan bebek hibrida (persilangan antara bebek peking dan khaki cambell).  Dari proses pembuatanyya cukum mudah. Silahkan amati gambar berikut ini:
 Gambar di atas merupakan limbah pemotongan Unggas, sebagian besar terdiri dari darah sisa pemotongan ayam, kemudian ada beberapa jeroan dan ceker, lumayan gak beli alias gratis cuman ganti ongkos bensin. Sekilas banyak sekali lalat yang hinggap pada limbah tersebut.  Dadih yang telah terkumpul kemudian  dimasak pada sebuah drum sampai mengental, setelah mengental, dadih digiling sampai halus, setelah halus  dadih dimasukkan lagi pada sebuah wadah dan dibiarkan paling cepat 3 hari (nantinya akan tampak belatung-belatung yang kaya protein sebagai pakan itik). Untuk masa kedaluarsa belum diketahui sampai batas mana produksi maksimal belatung, tersebut dan pada umur berapa belatung akan mati atau berubah menjadi lalat. Pemberian pakan tersebut pada itik biasanya dilakukan dengan mencampurkannya dengan bahan pakan lainnya. Namun bagi yang beragama Islam jika ingin menggunakan ini sebagai bahan makanan ternak sebaiknya di kaji dahulu mengenai halal harmnya. Terimakasih, semoga informasi ini berguna bagi kita.

Gambar di atas merupakan Proses pemasakan limbah.


gambar di atas merupakan Proses Pengilingan dadih


gambar proses pertumbuhan Belatung selama 3 hari
gambar tempat pencampuran pakan limbah yang sudh jadi dengan bahan pakan lainnya.
yang mau penelitian bagus ini prospek kedepannya, bahan ada tinggal analisa dan perlakuannya nanti....


Basthomi Izza Ashshofi| bebagi bikin Happy::.  05/03/14.

Jumat, 13 Desember 2013

TEKNIK PENYUNTIKAN PADA KAMBING

Penyuntikan merupakan salah satu teknik pemberian pengobatan, pemberian vitamin, dan vaksinasi. Penyuntikan memiliki banyak manfaat, meski demikian penyuntikan memiliki potensi merugikan ternak, seperti kesakitan, menimbulkan residu, melukai jaringan, bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan (bila salah). Berikut ini merupakan beberapa mengenai tips penyuntikan untuk mencegah kesalahan selama penyuntikan dan memaksimalkan manfaatnya. Gunakan jarum baru, steril, pada setiap hewan, jika menggunakan jarum sama untuk banyak penyuntikan maksimal untuk 10 hewan, gunakan jarum terkecil untuk meminimalisir kerusakan jaringan, pilih kedalaman penyuntikan secara tepat (IM; Intra Muscular, SQ; Subcutan).
Berikut beberapa hal mengenai cara penyuntikan yang tepat beserta tempat penyuntikan:
1. Penyuntikan Intravena adalah penyuntikan melalui pembuluh darah vena yang bertujuan mempercepat reaksi obat melalui sirkulasi darah. Cara penyuntikan dengan pertama pastikan pergerakan ternak telah dikuasai, pastikan tangan kita bersih, gunakan sarung tangan, cari daerah yang terlihat jelas venanya, bersihkan wilayah penyuntikan dengan alcohol 70%, tegangkan kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri, tusukkan jarum ke dalam vena dengan lubang jarum menghadap ke atas, jarum dan kulit membentuk sudut 20o.
2. Penyuntikan Intra Muskular (IM) merupakan penyuntikan obat kedalam otot. Lokasi penyuntikan dapat pada daerah paha (vastus lateralis), ventrogluteal (dengan posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid). Tujuannya agar absorpsi obat lebih cepat.  Cara penyuntikan dengan melakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus, setelah jarum masuk lakukan aspirasi spuit bila tidak ada darah semprotkan obat secara perlahan-lahan hingga habis, setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah penyuntikan dengan kapas alkohol, kemudian spuit yang telah digunakan letakkan tempatnya, bila perlu catat reaksi pemberian, jumlah dosis, dan waktu pemberian. (sebagai Evaluasi kedepan). Cuci tangan. Dan bersihkan alat (bila masih dapat digunakan).
3. Penyuntikan Sub Cutan (SQ) adalah Penyuntikan melalui lapisan bawah kulit. Tempat penyuntikan sub cutan biasanya aspek terluar pada lengan atas dan aspek interior pada paha. Area ini sangat sesuai dan normalnya memiliki sirkulasi darah yang baik. Area lain adalah Abdomen, area scapula pada punggung atas, dan area ventrogluteal atas dan dorsogluteal. Tidak adanya darah mengindikasikan bahwa jarum masuk ke dalam jaringan sub cutan dan tidak masuk pada jaringan otot (intra muscular)  yang kaya pembuluh darah.


Biar tambah jelas silahkan perhatikan gambar berikut ini:

Yo….yo…yo…. Blajar! Blajar! Blajar!, Semangat! Semangat! Semangat!, hidup hanya sekali, kalo nyerah sama idup sekali g ada kesempatan lagi untuk mengulangi.
.::Berbagi Bikin Happy! By Basthomi Izza Ashshofi::.

Kamis, 21 November 2013

Kalender Kesehatan Kambing


Sebagai seorrang wirausaha KAMBING setidaknya tahu mengenai apa saja yang dibutuhkan ternaknya dan kapan kambing memang membutuhkan hal tersebut (Apa dan kapan!!!).  tapi kalo belum tau gapapa, disini kita share bareng-bareng  ilmu kita kalo nanti sesuai Alhamdulillah, tapi jika ada masalah mari kita buat musyawarah. (itung2 belajar dewasa dikit, Yosh!). setidaknya sebagai seorang wirausaha punya target produk dan pasar yang jelas tentang usaha yang digeluti, (kapan beli?, kapan jual?, dan bagaimana manajemennya? ). Itu tadi cuman pendahuluan, so sekarang mari kita lanjutin tentang perincian tema artikel berikut, berhubung saya juga sedang belajar nulis.

60 hari sebelum Pembibitan

Amati Body Condition Score (BCS atau penilaian tingkat kegemukan) indukan. jika terlalu kurus akibatnya kelahiran lebih dari satu minim, produksi susu sedikit, bobot penyapihan rendah sehingga perkembangan cempe kemungkinan besar lamban. Jika induk terlalu gemuk akibatnya majer alias mandul gak bisa beranak. Sedangkan pejantan atau pemacek yang digunakan berada pada kondisi sehat, libido tinggi, pejantan dapat mengimbangi induk yang akan dikawinkan. Kondisi BCS normal 2,5 sampai 3 atau jika dilihat tulang rusuk tampak samar

30 hari sebelum beranak

Vaksinasi pada pejantan dan calon indukan. Vaksin yang diberikan Clostridium C dan D dan tetanus. Sebagian besar peternak melakukan vaksin pada 30 hari sebelum beranak tujuannya untuk meningkatkan system imun anak pada kolostrum yang diproduksi.  Direkomendasikan pemberian vaksin tersebut 2 kali setahun. Selain itu dilakukan pemotongan kuku.

14 hari sebelum pembibitan

Pemberian pakan nutrisi tinggi (Flushing feeding) untuk meningkatkan Ovulasi ( terlepasnya sel telur dr indung telur). Flushing dapat dengan dengan pemberian hijauan kualitas baik (Rambanan), atau pemberian jagung halus ¼ kg per ekor per hari. (jangan sampai kegemukan )

Waktu pembibitan

Dalam setahun pejantan dapat dikawinkan untuk 20 -50 kali kawin. Jika sudah dewasa tubuh dapat sampai 100 kali kawin. Pejantan disatukan dengan betina minimal 32 hari (siklus reproduksi). Sebagian besar petani 42 hari untuk menghindari kegagalan kawin pertama.

40-60 hari setelah pejantan dimasukan

Kebuntingan dapat dilihat dengan tanda-tanda sebagai berikut:
- Tidak munculnya birahi pada siklus birahi berikutnya
- Lebih tenang dan menghindar jika dinaiki temannya
- Ambing tampak menurun dan nafsu makan bertambah
- Perut sebelah kanan terlihat membesar
- Bulu tampak lebih mengkilat (klimis)

30 hari menjelang beranak

·     Vaksinasi CD&T toxoid.
·     Pastikan kambing tidak kekurangan mineral
·     Miminalisir stress
·     Pemberian pakan bijian kaya protein 0.25 sampai 0.5 kg per ekor per hari. Pastikan BCS antara 2.5 sampai 3.
·     Berikan Induk Koksidiostat sampai penyapihan anak.

10 hari menjelang kelahiran

Persiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk membantu proses kelahiran: Timba, kain lap, Timbangan (bila perlu), keranjang cempe, sabun, Iodin untuk pusar cempe, rumput kering atau sejenis untuk penghangat.
Beranak
  • Pastikan putting terbuka dan cempe dapat minum dari putting.
  • Gunakan Iodin untuk pusar cempe.
  • Berikan suntikan vitamin E dan selenium dengan subcutan.
  • Gunakan lampu penghangat bila perlu.
  • Buat catatan riwayat kelahiran/ silsilah untuk menjaga perkawinan ternak kedepan.

1 minggu sejak beranak: Berikan pakan suplemen

30 & 60 hari setelah beranak : Vaksinasi pada anak dengan CD & T toxoid


Satu minggu sebelum penyapihan: pisahkan induk dan cempe dan hentikan pemberian pakan suplemen, berikan induk serat kasar sampai tiba masa kering.

Selasa, 11 Juni 2013

Perencanaan feedloting

PERENCANAAN FEEDLOT 

1.  Peraturan dan pertimbangan lingkungan
    Dampak lingkungan yang dikibatkan dari proses usaha penggemukan sapi
sangat perlu diperhatikan. Proses  Penggemukan sapi dengan jumlah populasi yang
besar dalam suatu kawasan atau daerah yang kecil dapat menimbulkan efek bagi
kehidupan manusia yang betempat tinggal dikawasan tersebut.   Pertimbangan
lingkungan yang perlu diperhatikan adalah polusi air (diakibatkan pencemaran limbah
ternak), bau, debu dan kebisingan.

2.   Pemilihan lokasi
    Tanah yang becek dan berlumpur di halaman atau area penggemukan serta
pencemaran  limbah bukan menjandi masalah yang signifikan karena banyak lokasi
penggemukan yang memiliki curah hujan yang rendah, serta tingkat penguapan yang
tinggi.. feedlot tidak berpeluang untuk menimbulkan masalah karena relativitas
rendah dan proses penggemukan ternak tidak terus-menerus  . Pemilihan lokasi yang
tepat harus diikuti dengan peminimalisiran  masalah lingkungan yang tepat juga.
Beberapa aspek yang  harus dihindari untuk pemilihan lokasi penggemukan antara
lain:
  Daerah  yang bebas dari banjir,
  Daerah dekat pasokan air,
  Daerah dekat sumber air  yang bersifat permanen (sungai),
  Daerah dengan kemiringan tanah lebih besar dari 8%.
    Denga adanya  kemiringan    antara 3-5% akan  membentuk  drainase yang
memadai sehingga dapat mencegah  erosi. Feedlot harus dirancang sehingga tidak ada
drainase antar  yard    atau antar area penggemukan  yang tingginya melebihi  tinggi
gudang pakan.  Saluran drainase di sekitar  area  penggemukan akan mencegah
limpasan air dari daerah sekitarnya  yang  mengalir ke  lokasi  penggemukan.  Tanah
yang kering memiliki drainase yang baik sehingga akan meminimalkan kadar air pada
kotoran ternak sehingga secara signifikan mengurangi tingkat bau.
  Bau, debu dan kebisingan menjadi pertimbangan penting jika feedlot  berlokasi
berkedekatan wisma  , daerah perumahan atau tempat umum lainnya. Solusi paling
sederhana adalah mencari area  penggemukan  yang  sejauh mungkin melawan arah angin dari daerah-daerah    tersebut. Pengamanan yang baik pada area penggemukan
akan meninimalisir terjadinhya bau, debu dan kebisingan.

3.   Konstruksi Lahan
    Area pakan yang sempit  memiliki banyak keuntungan praktis termasuk
kemudahan: penanganan  ternak mudah,  pengawasan  untuk hewan yang sakit,
pemisahan hewan tertentu dan, memelihara hewan dalam kelompok sosial. 
    Luas halaman yang dibutuhkan per hewan bervariasi tergantung dengan iklim
dan hewan ukuran. Untuk iklim kering, daerah yang direkomendasikan ruang halaman
bervariasi dari 2,4 m2
 untuk anak sapi untuk 7-10 m2
 untuk sapi dewasa. Di daerah
curah hujan tinggi ruang yang disarankan untuk  ternak    dewasa meningkat menjadi
25-36 m2 per kepala.
4.   Sarana Air
    Sarana air harus  terpisah dari tempat pakan dan sebaiknya memungkinkan
adanya  akses dari kedua tempat tersebut. Jika suplemen yang ditambahkan ke air
minum, maka  selama pemberian  harus diatur  dan  air waduk. Sebuah konstruksi
palungan dari semen/beton akan mempertahankan permukaan bahkan dan mencegah
kerusakan oleh ternak.
    Jika    saluran air  jauh dari    palungan,  maka  pipa harus dikubur dengan
kedalaman 20-25 cm untuk menjaga air minum  tetap  dingin selama musim panas.
Penurunan suhu air akan meningkatkan produksi  hewan. Kondisi air  harus tetap
bersih setiap saat.
5.  Sarana pakan
  Fasilitas Feeding atau pakan dapat terdiri dari:
  Palungan terbuka
  Pemberian secara manual.
    Pemberian secara manual akan  bermanfaat  ketika pemberian pakan campuran
atau  apabila penggemukan ini dilakukan  secara  intensif. Hal ini  tidak hanya sebagai
palungan pakan, tetapi sebagai fasilitas penyimpanan pakan juga.
    Ruang atau area penggemukan  yang sempit  dapat  menggunakan pemberian
pakan  secara manual  dari palung terbuka. Hanya 100-200 mm panjang  palung
diperlukan per kepala. Ketika  pemberian  secara  manual  digunakan,  mereka  harus
memiliki jalan atau sarana untuk memungkinkan dilakukan pengisian ulang. Jika palung  terbuka  yang akan digunakan, sering lebih mudah untuk
menempatkan mereka berdekatan dengan garis pagar. Hal ini untuk menghindari saat
kendaraan memasuki  halaman. Konstruksi pagar di atas palung bervariasi.
Penggunaan dua kabel kawat dan satu kawat polos aktiv  telah  terbukti efektif, yakni
dengan menempatkan  bagian bawah kabel 100 mm di  atas puncak palung dan 300
mm  jauh dari di palung  tempat berdiri ternak. Jarak antara kabel tengah dan   kawat
aktiv  atas juga 300 mm. Dimana pagar listrik yang digunakan, dengan kawat atas
yang aktiv pada palungan, maka akan meminimalisir kawanan burung untuk masuk ke
area peternakan.
    Palungan pakan  dapat  dibangun dari berbagai bahan. Adapun konstruksi
ukuran bangunan, yang memungkinkan kira-kira:
  Panjang 250-300 mm / kepala untuk weaner / dara 
    300-400 mm / kepala untuk sapi tua yang berumur 15 hingga 24 bulan 
    400-55 - mm / kepala untuk sapi yang dikastrasi
  Lebar 500-700 mm  
  Kedalaman 450 mm dengan tepi atas 600 mm di atas tanah.

Palung harus kuat agar tidak dirusak oleh ternak. Konstruksi dari beton pada palungan
relatif mahal tapi mempunyai ketahanan yang lebih lama.

6.  Kontur Tanah
    Sapi tidak suka melewati lumpur yang dalam , penelitian yang dilakukan di
Amerika  menunjukkan bahwa lumpur dapat mengurangi pertambahan bobot badan
ternak hingga 25-35%

Manajemen Pakan Ternak


4.4.1 Managemen pakan
Fasilitas penyimpanan on-properti yang memadai sangat penting untuk memastikan bahwa pasokan pakan tidak habis atau jadi kehabisan komponen apapun bahwa komposisi ransum diubah dengan cepat. Sebuah fasilitas penyimpanan sementara mudah dapat menggunakan 75 x 75 x 4 milimetre baja, melingkar, weldmesh lembar dengan goni atau polypropylene lapisan. Sebuah bin sementara menggunakan satu gulungan baja jala 14,5 meter dan panjang 2,3 m tinggi wil terus sekitar 30 t gabah.
Perawatan harus diambil dalam pilihan bahan kimia jika kontainer disemprotkan untuk serangga hama (kumbang penggerek misalnya). Beberapa fumigants gandum dapat menyebabkan masalah residu kimia.
4.4.2 penggilingan pakan
Butir miiled Kasar signifikan mengurangi gangguan pencernaan yang terjadi dengan sangat daripada digiling feed flacking di uap, mengobati panas, kelembaban tinggi dan biji-bijian gandum dilarutkan semua meningkatkan ternak butir berat badan dengan 8-15%. Biji-bijian dapat digiling dengan baik hammer mill atau roller mill. Hammer pabrik menggunakan pelat baja untuk memukul gandum sementara pabrik roller dapat digunakan untuk pabrik kedua biji-bijian dan roughages. Perawatan harus diambil dengan ukuran layar dan "umpan" tingkat ke pabrik untuk menghindari bahan pakan dikurangi menjadi lebih kecil dari ukuran partikel diterima. Ditumbuk halus, gandum berdebu dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Beberapa ukuran layar yang disarankan adalah sebagai berikut:
Sorgum dan gandum 10-16 mm
Jagung 10-19 mm
Oats 6-8 mm
Hay dan jerami 22-51 mm
Sebuah mm palu 380 dapat prosess 4-6 ton per jam tergantung pada ukuran layar dan kecepatan di mana pabrik didorong. Sebuah mm rol 250 dapat memproses 5 ton / jam dan mm rol 500 dapat menangani hingga 15 ton / jam
Dalam ransum jerami yang ditambahkan, uap harus kurang dari 10 cm panjang tapi lebih dari 3-5 cm. harvester hijauan dapat digunakan sebagai pemotong jerami stasioner tetapi hammer mill memberikan sampel lebih terkontrol.
4.4.3 pencampuran pakan
Sebuah ransum tercampur juga dapat membantu meningkatkan palatabilitas dan menghindari 'pemilahan' karena akan cenderung menutupi rasa bahan kurang enak. Jatah bahan dapat dicampur dalam baik mixalls vertikal atau peralatan pencampuran horisontal. Karena jatah dihitung berdasarkan berat. Jatah dengan persentase yang tinggi serat akan memerlukan equiqment pencampuran dengan kapasitas lebih besar dari ransum dengan kandungan gabah tinggi.
4.4.4 pakan keluar
Jika menggunakan palung ransum yang paling sering makan pagi dan malam, memberikan waktu yang cukup hewan siang hari untuk mengkonsumsi pakan pagi.. Sapi harus diberi makan pada waktu yang sama setiap hari dan dalam urutan yang sama. Sebagaimana ditunjukkan dalam bagian, jumlah makan pada hewan kali hewan konsumsi harian diviced oleh 2 jika diberi makan dua kali per hari.
Pengumpan sendiri memiliki pakan yang tersedia untuk stock terus menerus dan laju aliran dapat diatur untuk mengubah asupan hewan.
4.5 Pakan jatah konversi
Salah satu faktor yang paling penting dalam profitabilitas makan banyak adalah tingkat dikonversi ke daging sapi. Percakapan pakan dipengaruhi oleh kualitas pakan (ukuran partikel, jenis kelamin, temperamen ternak, promotants pertumbuhan dan pengubah rumen. Rolled, retak atau butir kelembaban yang lebih tinggi memberikan tinggi kenaikan berat badan harian untuk asupan contstant daripada hard unggulan, kering, biji-bijian. Konversi pakan sapi jantan lebih baik daripada sapi betina. Lama, sapi berat (misalnya lebih dari 350 kg berat hidup) adalah konverter pakan kurang efisien karena lebih banyak pakan diperlukan untuk pemeliharaan (misalnya 7-10 kg pakan / kg liveweight keuntungan yang lebih tua, lebih berat dibandingkan sapi 5-6 kg pakan / kg liveweight keuntungan dalam ringan, hewan muda). Hewan dengan harian live yang bagus keuntungan bobot di rumput sering melakukan sesuai dengan baik dalam situasi penggemukan. Hal ini konsisten dengan kepercayaan umum bahwa "beberapa baris ternak pelaku yang lebih baik dan mendapatkan lebih efisien daripada yang lain.
4.5 Kenaikan Berat
Kenaikan bobot harian hidup bervariasi dari sekitar 0,6-1,65 kilogram per hari. faktor yang mempengaruhi kenaikan berat badan yang sama seperti yang mempengaruhi pakan ransum konversi. Dari catatan hewan yang diberi dalam PB, Kenaikan bervariasi 1,0-1,6 kilogram per hari per kepala untuk sapi jantan dari penggemukan NT akan ditampilkan dalam tabel 4.5


Sementara Kenaikan bobot harian rendah dalam PB di bulan musim panas, Kenaikan memiliki sama dengan yang dicapai di daerah lain di Australia selama bulan musim dingin.
4.6 Pertambahan bobot badan
Pertambahan bobot badan harian berkisar antara 0.6-1.65 kg/hari.Faktor yang mempengaruhi pertambahan bobot badan beberapa diantaranya ada yang sama dengan yang mempengaruhi rasio konversi pakan. Berdasarkan rekording pakan, pertambahan bobot badan dari 1.0-1.6 kg/hari dapat dicapai oleh sapi pejantan dari jenis Shorthorn,Hereford, dan Brahman. Beberapa indikator dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
No Grup
Bobot Hidup (Kg)
Rataan PBBH (Kg/hr)
41
330
1.60
114
260
1.43
179
190
1.10

Sementara untuk PBBH yang rendah terjadi pada musim panas, pertambahan PBBH yang lebih baik berada di daerah Australia selama musin dingin.
4.7 Waktu pemberian pakan

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa sapi jantan muda akan memiliki PBBH yang lebih cepat daripada sapi jantan yang lebih tua dalam periode penggemukan yang sama. Sapi jantan yang masih muda bagaimanapun lebih efisien dalam mengkonversi pakan dan FCR nya akan semakin baik.  Demikian juga untuk lamanya waktu feedlot  sangat tergantung pada bobot hidup dan kondisi dari ternak ketika awal masuk di kandang, selain itu juga tujuan akhir dari feedlot tersebut.
Beberapa ternak akan dikeluarkan dari kandang setelah 60-70 hari penggemukan, sementara juga ada ternak lain yang mencapai 100-120 hari masa penggemukan untuk mendapatkan bobot hidup dan ketebalan lemak yang sama. Khusus untuk ternak yang akan dipasarkan ke Jepang, dibutuhkan waktu feedlot selama 12-18 bulan.
Untuk mencapai skor ketebalan lemak 1, 2, dan 3 pada sapi jantan kira-kira membutuhkan waktu selama 120, 90, dan 60 hari berturut-turut untuk mencapi skor 4. Sebaiknya untuk menekan biaya pakan,  ternak kita jual  sesuai dengan kebutuhan/permintaan pasar .
4.8 Konsumsi air minum
Air yang digunakan untuk minum haruslah air yang segar/dingin, bersih, dan ketersediaanya secara kontinyu. Terkadang pemberian air minum yang kurang juga akan menurunkan tingkat konsumsi pakan dan PBBH. Air minum tersebut akan cepat kotor karena biasanya tercampur dengan partikel pakan yang jatuh ke dalamnya. Kita harus selalu dan wajib untuk membersihkanya/mengganti dengan air yang bersih.
Konsumsi air minum ternak di bagian Alice Springs berkisar antara 30-90 liter/ekor/hari tergantung dari bobot badanya, banyaknya konsumsi pakan, dan tingkat temperatur lingkungan.
Air minum yang terlalu asin/banyak mengandung garam  akan mengganggu daripada performan ternak. Untuk menambahkan garam dalam air minum,kita harus mengetahui takaranya, berapa mg/liter. Kandungan garam yang tinggi akan menurunkan kosumsi pakan dan bahkan PBBH. Ketika dilakukan pengecekan terhadap kadar garam dalam air minum dari palungan dan secara tidak langsung juga diambil dari air yang mengalir. Hasilnya dari Australia Pusat menunjukkan bahwa air yang ada di palungan rata-rata mengandung garam 20% lebih tinggi daripada air yang terus diganti/ terus mengalir.