Pages

Labels

Senin, 07 Januari 2013

Jadilah Orang Baik ( Tips trik dan masukan cara menjadi orang baik )



“ To be NICE PERSON ” itulah untaian kata pembukaan artikel ini. Pernahkah kita berpikir tentang apa yang harus dilakukan untuk membahagiakan orang lain, membuatnya tersenyum dan merasa dihargai?.  Jika belum mari kita simak ulasan berikut ini.
Rosululloh bersabda : Setiap hikmah dari kebajikan yang kita temui pada dasarnya adalah milik umat Islam yang hilang. Situasi masyarakat yang dipenuhi kritik dan pertikaian, cenderung semakin individualis dan EGP dengan kesulitan yang dialami orang lain. Sikap peduli, memberi kehangatan dan kebahagiaan pada sesama, seolah menjadi perbuatan yang sangat langka. Ketika orang-orang berlomba mencari kesenangan pribadi. Sudah cukup lama manusia yang diciptakan sebagai sebaik-baiknya mahluk menampakkan sifat egois, seenaknya sendiri, tinggi hati, merendahkan orang lain, dan sebagainya. Dan kini saatnya kita merubah predikat tersebut menjadi pribadi yang menyenangkan sebagai mutiara yang hilang itu.
Pribadi menyenangkan: Masalah hati
Ketika hati penuh dengan penyakit maka lisannya (ucapan) tak akan menyenangkan,  hal tersebut tidak dapat dibohongi, lisan itu ibarat pasukan dan hati adalah komandannya. Isi hati sering terekspresi melalui bahasa tubuh. Misalnya hati yang dengki akan dapat membuat seseorang memukul, kaki menendang. Bahkan mulut pun bisa Monyong. Menurut seorang psikolog Ery Soekresno, menyebutkan prilaku hati sebagai ciri utama hati pribadi muslim yang menyenangkan adalah ia seorang yang lembut, pemaaf, dan mau bernegosiasi dalam segala hal. Kata lembut berarti penyayang dan mudah tersentuh oleh kebaikan, tapi tetap tegas dengan hal-hal prinsip sebagai seorang muslim. Sedangkan sikap pemaaf menunjukkan kesiapan memberi maaf kepada orang yang melakukan kesalahan untuk memperbaiki diri dan bertaubat. Ia menyadari bahwa setiap orang  pernah salah, tidak ada manusia yang sempurna. Sedangkan mau bernegosiasi menandakan kerendahan hati seseorang untuk menerima pikiran dan sikap orang lain.
Empati dan Komunikasi
Agar dapat bernegosiasi dengan baik, seseorang membutuhkan kemampuan dala berempati, kemampuan memecahkan masalah, kepedulian, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Orang yang dapat berempati akan dapat merasakan kesulitan orang lain. Karena ia mampu memahami karakter dan permasalahannya. Dengan membangun sikap berempati kita akan mudah diterima orang lain, dan sebaliknya. Orang yang pandai berkomunikasi dapat menjadi pendengar yang baik sekaligus penyampai pesan yang baik. Ia pandai memilih kata yang dipakai buat untuk menyejukkan  orang yang mendengar. Seringkali, maksud yang baik tapi disampaikan dengan cara yang tidak pas, sehingga pesan itu tidak diterima sebagai pesan yang baik, bisa-bisa lawan bicara malah tersinggung sampai memutuskan hubungan, paling tidak ada dua hal yang harus diperhatikan untuk menjadi orang yang menyenangkan enak dilihat dan enak didengar. Enak dilihat berarti penampilan yang baik dan benar, enak didengar berarti ketika diajak bicara nyambung dan dan apa yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
Masih memperjelas gambaran pribadi menyenangkan  sebagai orang yang dapat membahagiakan orang lain, wajahnya berseri penuh senyum. Jika tidak bertemu saudara atau temannya akan merindukannya.
Kegagalan Interaksi
Mengapa harus menjadi pribadi yang menyenagkan dalam pergaulan?, sebab pribadi yang tidak menyenangkan akan mengalami kegagalan dalam bersosialisasi dengan lingkungannya bahkan dikucilkan dan tidak disukai dalam pergaulan. Berkembangnya konflik yang tidak sehat, gunjingan bahkan pertikaian adalah dampak negatif dari kegagalan interaksi.
Orang yang memiliki kepribadian tertutup memiliki peluang menjadi orang yang tidak menyenangkan dalam pergaulan   kita sulit tahu mencari tahu apa masalah yang dialami orang tertutup, mereka cenderung sulit berubah sebelum terkena masalah. Artinya selama mereka masih aman keadaanya mereka akan cuek, orang semacam ini cenderung merasa orang lain  lah yang bermasalah, bukan dia.
Orang yang menyenangkan akan mendatangkan manfaat bagi diridan lingkungannya. Kehadirannya selalu dinanti karena menyegarkan suasana, dan menimbulkan kenyamanan bagi lingkungannya. Ia memberikan kontribusi bagi penyelesaian masalah.
Menuju Pribadi yang Menyenangkan
Mengucapkan salam merupakan langkah awal menuju pribadi yang menyenangkan. Salam adalah do’a, menebarkan salam berarti kita mendoakan orang lain agar mendapatkan keselamatan, rahmat dan berkah dari Allah. Sampaikanlah salam pada umat muslim dengan wajah tersenyum, sebab senyum itu Shodaqah.
Untuk menjadi pribadi yang menyenangkan hindarilah sifat mengolok-olok atau mengejek orang lain. Manusia paling tidak suka dengan ejekan, celaan, terhadap aib diri perbuatan itu umumnya akan menjadi pukulan yang menyakitkan. Sebagian orang yang lain sikap tersebut menumbuhkan minder yang dapat mematikan potensi seseorang. Tidak sedikit orang takut berbuat, takut melangkah dan pesimis karena sering menerima ejekan. Namun masyarakat sudah terbiasa mengembangkan budaya itu sehingga kurang peka terhadap perasaan orang lain. Ejekan atau olok-olok tampak sepele, tapi dapat membekaskan hal yang tidak menyenangkan dalam hati. Terkadang kita mengejek orang dengan cacat fisik,atau hal buruk lainnya, seolah ia tak memiliki kebaikan. padahal setiap orang pasti memiliki hal positif di balik sifat buruknya.
Mengembangkan sifat positif dengan menghapus segala prasangka buruk, berbuat baik dan tidak dendam pada orang lain adalah resep untuk menjadi pribadi yang menyenangkan. Jika kita berbuat baik pada orang lain, insya Allah ia tidak akan berbuat dzalim kepada kita. Resep berikutnya dengan memelihara lidah, termasuk di dalamnya tidak usil mencampuri urusan orang lain yang memang tidak perlu dan tidak suka Ghibah (Menggosip).
Hati merupakan kunci penggugah kebahagiaan yang sesungguhnya. Oleh karena itu penuhi hati dengan kebaikan-kebaikan. Diantara kebaikan yang utama adalah memenuhi hati dengan cinta, cinta kepada Allah dan manusia. Jika kita telah mencintai sesama, tentu kita akan belajar menghargai dan menganggap penting siapapun orang yang ada di dekat kita dengan iklas.
Kemudian tips selanjutnya dengan menerapkan Ahlakul Karimah dalam kehidupan kita. Misalnya dengan bersikap rendah diri, suka memberi, menghargai dan menghormati orang lain, dan menyenangkan tamu. Islam juga mengajarkan berbuat baik kepada tetangga. Jika kita memasak sesuatu, berikanlah pada tetangga yang paling dekat(minimal). Insya Allah keiklasan kita dalam memberi akan membuatnya merasa senag dan bahagia.
Terlanjur Dianggap menyebalkan
Memang tidak mudah jika keluarga, teman-teman dilingkungan kita telah mencap kita sebagai seorang yang menyebalakan.  Julukan Si Jelek misalnya, yang telah melekat pada diri. Adakah peluang untuk memiliki peluang baru?
Pembentukan pribadi manusia dipengaruhi  oleh berbagai faktor, mulai dari pendidikan, pola asuh orang tua, pengalaman masa lalu, lingkungan, dan sebagainya. Seorang anak yang dianggap nakal dan merepotkan oleh orang tuanya peluang untuk tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan sangat minim kelak. Anak yang biasa dicaci, dimarahi, dikritik  dan tidak pernah dipuji akan memandang dunia sebagai hal yang negatif. Sedangkan anak yang selalu diberi penghargaan, diberikan hak untuk mengungkapkan pikirannya akan memandang dunia dengan indah. Dan dia akan memberikan keindahan itu melalui sikap dan prilakunya. Namun ini bukan harga mati, sebab manusia memiliki peluang untuk merubah dirinya (Qadar), termasuk sikap dan kepribadiannya. Faktor pengubah diri yang utama adalah interaksinya dangan ajaran agama Islam. Kita bisa melihat proses perubahan karakter menuju yang lebih positif. misalnya pada sahabat Umar, ia yang berwatak keras terhadap kemungkaran, tapi dapat berksikap lembut dengan para saudaranya. Karena itu, tak perlu putus asa: Rubahklah diri anda sekarang juga!, ini adalah nasehat yang sering disampaikan  untuk melakukan memperbaiki diri, kita tak perlu malu-malu dan ragu untuk memulai kebaikan. Kemarin mungkin mereka mengatakan kita sebagai si Judes, Si Pemarah,mengapa hari ini kita tak berusaha menjadi si Ramah atau si Sabar?
Bagaimana caranya?, kuncinya adalah latihan, ilmu dapat diperoleh dengan belajar, tapi sabar itu diperoleh dengan latihan sabar, maka oang pemarah dapat dilatih kesabarannya melalui interaksi dengan nilai Islam. Misalnya anjuran mengatasi marah dengan duduk, berbaring, atau wudhu. Meski agak sulit merubah pribadi setelah dewasa, namun dengan bantuan lingkungan, bisa tejadi.itulah yang disebut dengan hidup berjamaah ada nasihat, ada dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, apalagi faktor lingkungan menyumbang 80% dalam proses pembentukan pribadi seseorang.
Kita bukan sekedar berpikir bagaimana  menjadi orang yang menyenangkan, tapi juga bagaimana membantu orang lain memperbaiki diri. Ini pernyataan yang harus menjadi bahan renungan kita, terlebih ditengah kultur dan kebiasaan bersikap antipati terhadap orang yang dianggap menyebalkan atau si Pembuat onar. Sebenarnya tidak sulit, jika kita mau memulai sekarang. 

0 komentar:

Posting Komentar