Pemanfaatan Biogas dari Limbah Organik
Biogas
merupakan solusi teknologi ramah lingkungan, sebagai upaya penghematan energi
yang tidak dapat diperbaharui, teknologi ini dapat dijadikan subtitusi energi
minyak bumi. Bahan bakar dari Biogas tidak menghasilkan asap merupakan
pengganti yang unggul. Proses produksi teknologi ini dilakukan secara anaerob,
gas yang dihasilkan campuran gas metan dan karbondioksida. Dilihat dari potensinya
setiap warga indonesia memiliki kesempatan dalam mengembangkan peluang ini
terutama mereka yang bermata pencaharian Petani-peternak. mengingat bahan baku
biogas diperoleh dari limbah Organik. biogas dapat dijadikan subtitusi LPG, bahan
pembangkit listrik, lampu dan lain-lain.
Proses yang
terjadi selama pembuatan Biogas:
1.Proses
Asidifikasi (proses pengasaman)
Asidifikasi
merupakan proses kehadiran bakteri asam asetogenik. proses ini akan memecah
struktur organik kompleks menjadi asam-asam volatil. Protein dipecah menjadi
asam amino. sedangkan Karbohidrat akan dipecah menjadi gula dengan struktur
yang sederhana. dan Lemak dipecah menjadi asam yang berantai panjang. Hasil
dari pemecahan ini akan dipecah lebih jauh menjadi asam-asarn volaid. Bakteri
asetogenik juga dapat melepaskan gas hidrogen dan gas karbondioksida.
2.Proses
Produksi Metan
Setelah proses
asidifikasi terjadi proses pembentukan metan menggunakan asam. Selain itu juga
terdapat bakteri yang dapat membentuk gas metan dari gas hidrogen dan
karbondioksida yang dihasilkan dari proses pertama. Ada tiga kelompok dari
bakteri dan Arkhaebakteria yang berperan dalam proses pembentukan biogas,
yaitu:
1. Kelompok
bakteri fermentatif: Steptococci, Bacteriodes, dan beberapa jenis Enterobactericeae
2. Kelompok
bakteri asetogenik: Desulfovibrio
3. Kelompok
Arkhaebakteria dan bakteri metanogen: Mathanobacterium, Mathanobacillus, Methanosacaria,
dan Methanococcus.
Faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pembuatan Biogas ada beberapa hal, seperti: Pengadukan,
pH, Temperatur, koleksi Biogas, dan waktu Retensi. Pada proses pengadukan
dilakuka merata bahan tidak mengendap pada dasar tangki dan gas dapat keluar
dengan lancar. Bakteri yang terlibat dalam proses pembuatan Biogas dapat
bertahan hidup dengan pH 6,6 sampai 8, bakteri asetogenik digunakan metanogenik
akan menghasilkan asam pada akhirnya pH akan konstan. kemudian temperaur yang
sesuai untuk perkembangan mikroba pengurai Biogas sebesar 35oC. Untuk
koleksi Biogas, Biogas akan mengalir melalui
lubang kecil di atas drum. Digunakan valve searah untuk mencegah masuknya udara
luar ke dalam tangki digester yang akan merusak aktivitas bakteri dan
memungkinkan terjadinya ledakan di dalam drum. Pada instalasi yang besar diperlukan
kontrol pengukuran berat dan tekanan yang baik. Faktor lain yang perlu
diperhatikan yaitu waktu retensi, faktor ini sangat dipengaruhi oleh
temperatur, pengenceran, laju pemadukan bahan dan lain sebagainya . Pada
temperatur yang tinggi laju fermentasi
berlangsung
dengan cepat, dan memirunkan waktu proses yang diperlukan. Pada kondisi normal
fermentasi kotoran berlangsung antara dua sampai empat minggu.
Tempat biogas
dibuat Reaktor (Digester anaerob) yang telah diatur, sehingga proses dekomposisi
dapatber jalan optimum. Model digester diatur menjadi hampa udara (anaerob). Pada
dasarnya energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi gas
Metan (CH4) semakin tinggi kandungan gas metan, semakin besar kandungan energi
dalam Biogas.
Ada beberapa
jenis reactor biogas yang dikembangkan diantaranya adalah reactor jenis kubah
tetap (Fixed-dome), reactor terapung (Floating drum), raktor jenis balon, jenis
horizontal, jenis lubang tanah, jenis ferrocement. Dari keenam jenis digester
biogas yang sering digunakan adalah jenis kubah tetap (Fixed-dome) dan jenis
Drum mengambang (Floating drum). Beberapa tahun terakhi ini dikembangkan jenis
reactor balon yang banyak digunakan sebagai reactor sedehana dalam skala kecil.
Kondisi yang berkaitan dengan keberhasilan teknologi biogas :
1 . Pemilik
atau operator mempunyai komitmen terhadap teknologi biogas dan berusaha agar
berhasil.
2 . Pemilik
atau operator memiliki pengetahuan mekanik, mempunyai kernampuan dan ases
terhadap te kni k support.
3 . Desainer
membangun sistem digester yang cocok dengan operasi peternakan .
4 . Pemilik
atau operator meningkatkan perolehan keuntungan dengan cara menjual buangan
proses kotoran untuk pupuk.
0 komentar:
Posting Komentar