Pages

Labels

Jumat, 23 November 2012

Pemanfaatan Biogas dari Limbah Organik



Pemanfaatan Biogas dari Limbah Organik
Biogas merupakan solusi teknologi ramah lingkungan, sebagai upaya penghematan energi yang tidak dapat diperbaharui, teknologi ini dapat dijadikan subtitusi energi minyak bumi. Bahan bakar dari Biogas tidak menghasilkan asap merupakan pengganti yang unggul. Proses produksi teknologi ini dilakukan secara anaerob, gas yang dihasilkan campuran gas metan dan karbondioksida. Dilihat dari potensinya setiap warga indonesia memiliki kesempatan dalam mengembangkan peluang ini terutama mereka yang bermata pencaharian Petani-peternak. mengingat bahan baku biogas diperoleh dari limbah Organik. biogas dapat dijadikan subtitusi LPG, bahan pembangkit listrik, lampu dan lain-lain.
Proses yang terjadi selama pembuatan Biogas:
1.Proses Asidifikasi (proses pengasaman)
Asidifikasi merupakan proses kehadiran bakteri asam asetogenik. proses ini akan memecah struktur organik kompleks menjadi asam-asam volatil. Protein dipecah menjadi asam amino. sedangkan Karbohidrat akan dipecah menjadi gula dengan struktur yang sederhana. dan Lemak dipecah menjadi asam yang berantai panjang. Hasil dari pemecahan ini akan dipecah lebih jauh menjadi asam-asarn volaid. Bakteri asetogenik juga dapat melepaskan gas hidrogen dan gas karbondioksida.
2.Proses Produksi Metan
Setelah proses asidifikasi terjadi proses pembentukan metan menggunakan asam. Selain itu juga terdapat bakteri yang dapat membentuk gas metan dari gas hidrogen dan karbondioksida yang dihasilkan dari proses pertama. Ada tiga kelompok dari bakteri dan Arkhaebakteria yang berperan dalam proses pembentukan biogas, yaitu:
1. Kelompok bakteri fermentatif: Steptococci, Bacteriodes, dan beberapa jenis Enterobactericeae
2. Kelompok bakteri asetogenik: Desulfovibrio
3. Kelompok Arkhaebakteria dan bakteri metanogen: Mathanobacterium, Mathanobacillus, Methanosacaria, dan Methanococcus.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembuatan Biogas ada beberapa hal, seperti: Pengadukan, pH, Temperatur, koleksi Biogas, dan waktu Retensi. Pada proses pengadukan dilakuka merata bahan tidak mengendap pada dasar tangki dan gas dapat keluar dengan lancar. Bakteri yang terlibat dalam proses pembuatan Biogas dapat bertahan hidup dengan pH 6,6 sampai 8, bakteri asetogenik digunakan metanogenik akan menghasilkan asam pada akhirnya pH akan konstan. kemudian temperaur yang sesuai untuk perkembangan mikroba pengurai Biogas sebesar 35oC. Untuk koleksi Biogas, Biogas  akan mengalir melalui lubang kecil di atas drum. Digunakan valve searah untuk mencegah masuknya udara luar ke dalam tangki digester yang akan merusak aktivitas bakteri dan memungkinkan terjadinya ledakan di dalam drum. Pada instalasi yang besar diperlukan kontrol pengukuran berat dan tekanan yang baik. Faktor lain yang perlu diperhatikan yaitu waktu retensi, faktor ini sangat dipengaruhi oleh temperatur, pengenceran, laju pemadukan bahan dan lain sebagainya . Pada temperatur yang tinggi laju fermentasi
berlangsung dengan cepat, dan memirunkan waktu proses yang diperlukan. Pada kondisi normal fermentasi kotoran berlangsung antara dua sampai empat minggu.
Tempat biogas dibuat Reaktor (Digester anaerob) yang telah diatur, sehingga proses dekomposisi dapatber jalan optimum. Model digester diatur menjadi hampa udara (anaerob). Pada dasarnya energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi gas Metan (CH4) semakin tinggi kandungan gas metan, semakin besar kandungan energi dalam Biogas.
Ada beberapa jenis reactor biogas yang dikembangkan diantaranya adalah reactor jenis kubah tetap (Fixed-dome), reactor terapung (Floating drum), raktor jenis balon, jenis horizontal, jenis lubang tanah, jenis ferrocement. Dari keenam jenis digester biogas yang sering digunakan adalah jenis kubah tetap (Fixed-dome) dan jenis Drum mengambang (Floating drum). Beberapa tahun terakhi ini dikembangkan jenis reactor balon yang banyak digunakan sebagai reactor sedehana dalam skala kecil. Kondisi yang berkaitan dengan keberhasilan teknologi biogas :
1 . Pemilik atau operator mempunyai komitmen terhadap teknologi biogas dan berusaha agar berhasil.
2 . Pemilik atau operator memiliki pengetahuan mekanik, mempunyai kernampuan dan ases terhadap te kni k support.
3 . Desainer membangun sistem digester yang cocok dengan operasi peternakan .
4 . Pemilik atau operator meningkatkan perolehan keuntungan dengan cara menjual buangan proses kotoran untuk pupuk.

0 komentar:

Posting Komentar